OPINI - Alhamdulillah, pemilihan presiden Indonesia tahun 2024 telah usai, walaupun masih menunggu keputusan resmi oleh komisi pemilihan umum terhadap presiden dan wakil presiden Indonesia periode selanjutnya.
Pemilihan presiden Indonesia merupakan kewajiban konstitusional yang diselenggarakan setiap lima tahun sekali, tentunya pemilihan presiden sebagai momentum bersejarah yang bernilai edukatif, karena media pilpres mewajibkan semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung untuk kemudian mempertegas eksistensi nilai kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya, baik dalam bentuk visi misi maupun pemikiran konstruktif terhadap permasalahan kebangsaan saat ini dan kedepannya.
Baca juga:
Tony Rosyid: Pemilu Ditunda? No Way!
|
Selain sebagai media untuk memastikan kepemimpinan Indonesia secara resmi, sejatinya pemilihan presiden juga merupakan media silaturahmi seluruh rakyat Indonesia. Karena, media pilpres meniscayakan seluruh rakyat Indonesia guna kemudian saling kenal mengenal antara pemimpin dan seluruh rakyat Indonesia.
Saling mengenal antara pemimpin dan rakyat tentunya lewat media pertemuan langsung dalam bentuk kampanye politik. Maka, pemilihan presiden Indonesia harus dimaknai sebagai momentum untuk kemudian memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
*PANCASILA*
Menurut kami, Pancasila menjadi sangat penting untuk kemudian diutamakan dalam semua kepentingan berbangsa dan bernegara Indonesia, termasuk dalam momentum pemilihan presiden Indonesia saat ini. Karena Pancasila menjadi satu-satunya media yang senantiasa memperkuat dan memperteguh semua nilai terbaik kebangsaan dan keindonesiaan dalam bingkai Negera Kesatuan Republik Indonesia.
Bahwa, Indonesia dalam perjalanannya harus selalu menjadikan Pancasila sebagai landasan pijak yang utama, sehingga kemudian apapun dinamika kebangsaan dan kerakyatan Indonesia tidak terjebak dalam suatu kondisi yang menghilangkan nilai-nilai berbangsa dan bernegara serta tidak memaksakan Indonesia melangkah mundur kebelakang.
Dinamika perpolitikan dalam momentum pemilihan umum tahun 2024, sejatinya merupakan media silaturahmi sesama seluruh rakyat Indonesia dalam lima tahun sekali, artinya bahwa pemilihan umum sebagai media persatuan bangsa Indonesia. Dengan demikian, maka sebagai warga negara Indonesia sepatutnya wajib mengutamakan kepentingan persatuan Indonesia apapun perbedaan dalam momentum pemilihan umum tahun 2024.
Kami menghimbau dan mengajak seluruh rakyat Indonesia, terkhususnya para kontestan Indonesian pada pemilihan presiden tahun 2024, agar tidak terjebak dalam suatu subjektifitas politis yang dominan, sehingga kemudian mengabaikan kepentingan yang jauh lebih besar 'yakni kepentingan berbangsa dan bernegara Indonesia.
Pemilihan umum tahun 2024 telah selesai, saatnya bersatu sebagai bangsa Indonesia. Bahwa kemudian siapakah yang akan ditetapkan sebagai presiden Indonesia periode selanjutnya, tentunya menjadi kewenangannya komisi pemilihan umum, bahwa prosesnya terjadi kesalahan dan pelanggaran, maka badan pengawas pemilu sebagai pertanggungjawabannya.
Kemudian pandangan kami, kalah dan menang merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan dalam semua pertarungan politik, bahwa kemenangan dan kekalahan adalah suatu hasil yang pasti diperoleh oleh semua kontestan politik.
Baca juga:
Tony Rosyid: Harlah PPP Rasa NU
|
Karena, kemenangan didukung oleh kekalahan, dan sebaliknya kekalahan didukung oleh kemenangan, tidak mungkin menang kalau tidak ada yang kalah, kemudian tidak mungkin kalah kalau tidak ada yang menang.
Sejatinya, kemenangan dan kekalahan merupakan persatuan yang tidak bisa dipisahkan satu dan lainnya. Dengan demikian maka persatuan adalah keniscayaan, saatnya bersatu sebagai bangsa Indonesia.
Salam Bhineka Tunggal Ika
(Jakarta 23 February 2024)
- Saiful Chaniago Waketum DPP KNPI -